KEMALUAN HILANG DISANTET ISTRI SUKU DAYAK
Oleh : Jemy Haryanto
Kisah
aneh dan menyeramkan ini dituturkan oleh beberapa sumber yang tal mau di sebut
namanya ketika penulis berkunjung ke suatu daerah di Kalimantan Barat. Kejadian
ini menimpa seorang lelaki dimana alat vitalnya disantet karena mengecewakan
seorang wanita desa.
****
Sebut
saja namanya Budi, seorang pekerja lepas di sebuah pabrik dengan penghasilan
pas-pasan. Meskipun masih bujangan, kebutuhan hidup yang dia perlukan cukup
besar. Mengingat dirinya mempunyai tanggung jawab terhadap empat orang adiknya
yang masih sekolah.
Ayahnya
telah meninggal dunia, sedangkan ibunya menjadi buruh cuci. Maka ketika ada
tawaran bekerja di daerah dengan gaji yang lumayan tinggi, dirinya tidak
menyia-nyiakan kesempatan tersebut.
Empat
tahun dia bekerja di sebuah desa kecil, di pedalaman. Rumah yang tergadai
sewaktu ayahnya sakit dapat mereka tebus. Budi merasa betah bekerja sebagai
kenek logging truk yaitu truk pengangkut batangan kayu log dari dalam hutan.
Hasilnya lumayan, jauh berbeda bila dibandingkan ketika bekerja sebagai buruh
pabrik.
Ketika
perusahaan membuka areal baru di pedalaman, dia termasuk salah satu karyawan
yang dengan sukarela pindah ke sana. Menurut perhitungannya, areal baru
penebangan tentu kayunya masih cukup banyak sehingga hasil diperoleh pasti juga
cukup besar.
Selain
itu jarak antara tempat penebangan dengan tempat penampungan kayu masih sangat
dekat. Minimal dua belas rit sehari bias dia angkut bersama supir, dengan
demikian penghasilan akan berlipat ganda.
Budi
termasuk anak muda yang pandai bergaul. Buktinya, tidak lama tinggal di camp
baru, ia telah banyak kenal sesama anak muda penduduk setempat. Salah satunya
adalah Dayu, seorang gadis Dayak setempat yang sangat canti, dengan kulit khas
berwarna putih.
Dayu
memang begitu menggoda. Karena itu, tidak perlu berlama-lama pacaran, mereka
memutuskan untuk segera menikah. Lamaran dilakukan oleh manager camp, yang
mewakili keluarganya yang tidak dapat hadir. Maklumlah, ibunya sudah terlalu
tua untuk melakukan perjalanan jarak jauh, sedangkan adik-adiknya semuanya
sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.
Seperti
kebiasaan adat penduduk setempat pada waktu itu, dia harus menyediakan
binatang-binatang ternak, seperti ayam dan babi juga peralatan dapur sebagai
mas kawin. Pesta pernikahan cukup meriah walaupun sangat sederhana menurut
ukuran penduduk setempat pada umumnya. Budi sangat bahagia dapat menyunting
gadis Dayak yang memang sudah menjadi incaran banyak pemuda di kampungnya.
Setelah
menikahi Dayu, dia menghabiskan waktu dengan bermesraan. Dari pagi sampai sore
dirinya bekerja mengangkut kayu dari hutan ke log-pond (tempat penumpakan
kayu). Dan malam harinya dia habiskan waktu bersamaan Dayu.
Sebagai
lelaki muda, dia banyak berpengalaman dengan gadis-gadis. Tapi bila
dibandingkan dengan Dayu, dia bukanlah tandingannya. Dayu menyimpan daya seks
yang luar biasa.
Kalau
saja dia tidak rajin minum air pasak bumi, mungkin Budi sudah terkapar lemas
setiap pagi. Bayangkan, hamoir setiap malam mereka selalu bercinta dan
bercinta. Nyaris sepanjang malam.
Sebuah Surat
Waktu
berputar begitu cepat. Tidak terasa sudah lima tahun dia menikah dengan Dayu.
Tetapi sampai saat itu mereka belum dikarunia momongan. Namun mereka tidak
terlalu mempermasalahkan hal itu.
Mereka
menikmati saja hari-hari yang ada. Sampai akhirnya dating malapetaka itu. Pada
suatu hari dating sepucuk surat dari tempat asalnya. Persis dari ibunya. Tentu
saja yang menulis bukan ibunya, tetapi salah satu adiknya yang masih tinggal
bersamanya, sebab adiknya yang lain sudah berkeluarga dan tinggal di kabupaten
lain.
Surat
itu isinya meminta agar Budi segera pulang. Dia akan dinikahkan dengan gadis
pilihan ibunya dengan maksud agar dapat mempunyai keturunan.
“Sudah
hampir enam tahun kau menikah dengan gadis Dayak itu, tapi sampai sekarang dia
belum memberimu keturunan. Sedangkan ibu sangat ingin untuk menimang cucu
darimu,” sebut surat itu.
Terang
Budi bingung setelah membaca surat itu. Ada perang batin yang begitu dahsyat
berkecamuk dalam dadanya. Di satu sisi dia sangat mencintai Dayu, dan di sisi
lain dia juga sangat saying serta hormat kepada ibunya. Dia tidak mampu
memilih. Itulah sebabnya dia meminta pendapat Manager Camp.
“Tidak
semudah membalikkan telapak tangan untuk mengambil keputusan dalam kasusmu ini.
Yang saya herankan, mengapa ibumu begitu mudah membuat keputusan untuk
mengawinkan kamu dengan gadis pilihannya. Bagaimana seandainya hal seperti itu
menimpa dia pada waktu mudanya,” kata Pak Anwar.
“Tapi
saya sangat mencintai ibu saya, Pak. Tetapi saya juga mencintai Dayu. Ibu
sangat dekat dengan saya. Walau anaknya banyak tetapi saya yang menjadi anak
kebanggaannya. Tetapi seharusnya ibu mengajak saya kompromi dulu dengan sebelum
mengambil keputusan,” katanya berbicara sendiri.
“Dayu
tahu tentang ini?” tanya Pak Anwar.
“Belum,
Pak. Saya tidak mempunyai keberanian untuk berterus terang kepadanya,” jawab
Budi.
“Tidak
ada perempuan yang mau dimadu. Apalagi dicerai. Sebaliknya Dayu jangan sampai
tahu dulu,” pinta Pak Anwar.
“Lalu,
apakah saya tidak usah pulang?” tanya Budi.
“Pulanglah.
Kau harus menjadi anak yang berbakti. Berilah ibumu pengertian. Yang menentukan
kita punya anak atau tidak itu adalah Tuhan. Kapan kita punya anak, rizki kita,
bahkan ajal kita. Hanya Tuhan yang berhak menentukan,” Pak Anwar berpikir
sejenak.
“Banyak
alasan, Bud. Bilang saja ada keluarga yang sakit, meninggal, menikah atau apa
saja,” ucap Pak Anwar.
“Kalau
dia mau ikut?” tanya Budi lagi.
“Bilang
saja kamu tidak punya biaya. Lagipula kamu harus buru-buru sebab cutimu hanya
beberapa hari,” ucap Pak Anwar.
“Baiklah,
Pak. Saya akan mencobanya!” ucap Budi mantap.
Budi
meninggalkan ruangan Pak Anwar dengan masih diliputi berbagai persoalan.
Sore
harinya, ketika sampai di kamar, Dayu menangkap kemurungan wajahnya.
Kegundahannya tidak dapat disembunyikan.
“Sepertinya
ada masalah. Ada apa, Bang?” tanya Dayu lembut.
“Aku
dapat surat dari ibu!” jawab Budi singkat. Dayu mengernyitkan keningnya.
“Lho,
kan cuma surat, kenapa abang bersedih?” tanya Dayu.
“Isinya
cuma meminta pulang karena ada yang sakit. Tapi aku tidak punya uang,” ucap
Budi yang mulai dengan alasannya.
“Apakah
simpanan kita tidak cukup?” tanya Dayu ingin memastikan.
“Cukup
kalau hanya untuk aku sendiri,” jawab Budi.
“Kalau
begitu, abang pulang sendiri saja,” kata Dayu, yang tentu saja pernyataan itu
membuat batinnya lega.
Namun
di luar dugaan, ternyata Dayu menaruh curiga dan menangkap sesuatu yang tak
beres. Begitu Budi berangkat, Dayu membawa surat itu ke Pak Anwar.
“Pak
bisa bantu aku membacakan surat ini? Kira-kira isinya apa, Pak? Tanya Dayu
sembari menyodorkan surat itu.
“Baca
saja. Kamu kan bisa membaca,” jawab Pak Anwar.
“Saya
bisa membacanya, tetapi tidak mengerti maksudnya,” jawab Dayu.
“Mengapa?”
tanya Pak Anwar.
“Tidak tahu bahasanya. Karena menggunakan
Bahasa Jawa, ya?” jawab Dayu.
Pak
Anwar pura-pura membaca. Kemudian dia mengatakan kepada Dayu bahwa ada keluarga
Budi yang sedang sakit. “Suamimu disuruh pulang karena ada yang sakit,” begitu
bohong Pak Anwar.
Alat Kelamin Lenyap
Dayu
rupanya tidak puas dengan jawaban Pak Anwar. Kemudian dia meminta tolong kepada
salah seorang karyawan yang lain, entah siapa sampai sekarang Budi pun tidak
tahu. Di situlah Dayu tahu kalau suaminya akan dikawinkan dengan perempuan lain
karena Dayu dianggap tidak mampu memberikan keturunan.
Dayu
pun tergolong wanita yang pandai bersandiwara. Dia tidak menunjukkan
tanda-tanda cemburu. Keberangkatan Budi diantar dengan senyum manisnya. Perlu
juga disampaikan bahwa malam sebelum keberangkatan, mereka bercinta hamper
sepanjang malam, dan Dayu menunjukkan gairah yang luar biasa.
Setiba
di kota Kabupaten di kawasan itu, Budi kemudian naik bus menuju Pontianak. Di
terminal Pontianak itulah dia baru mengetahui kalau alat kelaminnya lenyap.
Waktu itu dia berada di kamar kecil dan membuka celananya, dia tidak melihat
alat kelaminnya itu. Terang dia sangat panik. Agar cepat sampai, dia memilih
menyewa ojek daripada naik bus lagi menuju rumahnya.
Begitu
tiba di rumah dia langsung menubruk ibunya sambil meraung menangis di
pangkuannya.
“Kamu
kenapa nak? Baru dating langsung menangis?” Tanya ibunya sambil mengelus-elus
rambut kepalanya.
“Kelamin
saya hilang, Bu!” jawab Budi seperti anak kecil. Karena sang ibu tidak percaya,
seperti anak kecil Budi segera membuka celananya di depan sang ibu.
Setelah
melihat itu sang ibu menjadi seperti orang linglung. Heran bercampur bingung.
Dan menyarankan agar Budi segera pergi ke orang pintar. Budi pun menurutinya.
Namun, entah sudah berapa orang pintar di daerah itu yang dia datangi tetapi
tidak ada satupun yang dapat memberikan solusi yang memuaskan.
Akhirnya
dia pergi ke suatu daerah. Persisnya ke rumah mantan Kepala Kantor sebuah
perusahaan swasta. Beliau orang Dayak yang sangat berpengaruh dalam hal-hal
seperti itu. Setelah berbasa-basi sebentar, Budi yang juga didampingi seorang
teman menyampaikan maksud. Dia menceritakan sedikit gambaran mengapa dia
pulang. Mendengar ceritanya Pak Stefanus, orang pintar itu tertawa lebar.
“Kamu
adalah orang kedua yang datang ke sini. Yang sebelumnya juga sama masalah
denganmu. Tapi sudah lama sekali. Saya harap kamu jangan khawatir,” kata Pak
Stefanus.
“Jangan
khawatir bagaimana, Pak. Ini serius!” sergah Budi menangis seperti anak kecil.
“Begini.
Apakah kamu berniat menceraikan Dayu?” tanya Pak Stefanus.
“Tidak. Saya tidak mungkin menceraikan Dayu,
Pak. Saya sangat mencintainya!” jawab Budi tegas.
“Kalau
begitu cepetlah kembali ke camp. Kamu akan mendapatkan kembali kelaminmu yang
hilang itu!” ucap lelaki bertato itu.
“Apakah
betul, Pak!” Budi penasaran.
“Saya
jamin seratus persen!” tegas Pak Stefanus.
Tidak
ada jalan lain kecuali Budi memang harus segera kembali ke daerah tempat dia
bekerja. Menyadari keadaan yang dia alami, sampai dia kembali ke tempat kerja
tidak ada pembicaraan mengenai pernikahan yang diinginkan oleh ibunya.
Simgkat
cerita, dia telah tiba kembali ke tempat dia bekerja. Sesampai di sana,
ternyata isterinya tidak ada di baraknya. Dia pulang ke kampungnya, yang memang
tidak begitu jauh dari camp. Dia pun segera menyusulnya ke sama.
Dayu
memang pemain watak yang sempurna. Setiba di rumah mertua Budi disambut
isterinya dengan hangat. Inilah yang membuatnya tidak bisa melupakannya.
“Bang,
ketinggalan sesuatu ya?” tanyanya manja.
“Aku
sangat khawatir, Dayu!” jawab Budi sambil memeluknya dengan gemas.
“Tidak
usah khawatir. Punya abang tersimpan rapi. Ada di sini!” kata Dayu sambil
menunjukkan toples berisi sesuatu itu.
Betapa
terkejutnya Budi. Sulit dipercaya. Ternyata isi toples itu adalah alat
kelaminnya yang tampak teronggok tak berdaya. Dengan santai Dayu mengambil
barang itu lalu menempelkannya di tempatnya, tentunya dengan membaca
mantra-mantra.
Ajaib,
mengherankan, dan tidak masuk akal. Dan entah kata apa lagi yang dapat Budi ucapkan.
Tetapi itulah kenyataannya. Entah ilmu apa yang telah digunakan oleh Dayu untuk
melakukan tindakan yang sangat ajaib itu.
Hingga
kini Budi tak mengetahuinya. Namun yang pasti, hal seperti itu kerap terjadi
dan dilakukan oleh suku Dayak tempat dia bekerja. Akan terasa menyakitkan,
bahkan membawa kematian jika seseorang benar-benar meninggalkan wanita yang
sudah dikawinnya.
Untunglah
Budi sangat mencintai Dayu dan tak berniat meninggalkannya begitu saja. Jika
tidak, mungkin dia akan mengalami sakit yang luar biasa dan membusuk, bahkan
membawa kematian baginya.
8 komentar:
Saya sangat membutuhkan pertolongan untuk membalikkan kekasih saya yg meninggalkan saya begitu saja, setelah menghamili saya....hub saya di 081236333336 Ira
Saya sangat membutuhkan pertolongan untuk membalikkan kekasih saya yg meninggalkan saya begitu saja, setelah menghamili saya....hub saya di 081236333336 Ira
terus sembunyi di mana itu alat kelaminnya gan....
sippp broooo
Mitos ato fakta nih
Nambah Ilmu .....
Cerita seperti ini hoax doang, banyak versi, mulai dari penis hilang dan ada di pintu rumah si cewek, terus katanya ada yang bangun tidur, penis jadi pindah tempat ke muka.
Saya ada teman orang dayak asli, kaga ada tuh fakta real-nya, semua cerita itu dari nenek moyang, biar kita jadi takut melakukan kesalahan. Jaman dulu itu tingkat pendidikan masih rendah, jadi orang tua saat menasihati anaknya, selalu menggunakan ketakutan dan cerita aneh2.
Kalau ada di tahun 2017 kejadian seperti itu, dan saya lihat dengan mata saya sendiri, itu penis lepas bisa terpasang lagi, saya kasih semua uang tabungan saya (total 400jt), untuk orang yang hilang penis itu.
Posting Komentar