Sabtu, 19 Januari 2013

Kisah Ayu Kunti mencari Alamat Pocong


Kisah Ayu Kunti mencari Alamat Pocong
Karya : La Dawan Piazza

Hai, guyz nama gue Ayu dan nama itu sewaktu gue masih hidup (Nah, lho ? Emangnya udah modar) makanya dengerin dulu ceritanya sampai kelar. Gue itu dulu bisa diibaratkan termasuk type wanita tercantik di dunia mirip artis Korea Lee Ji Eun dan kecantikan gue tak ada tandingannya di Blok S tempat gue tinggal yang terletak di sekitar Tanah Kusir. Di Kompleks Perumahan gue banyak cowok-cowok yang naksir ama gue, salah satunya cowok yang bernama Kacong. Semua cowok-cowok itu gue cuekin kecuali Kacong, tapi entah kenapa gue itu bisa jatuh hati dan enjoy aja ama dia, padahal orangnya itu tampangnya rada dekil, hitam terus jerawatan lagi, penampilannya pokoknya kucel banget dah ! (entah emang ia jarang mandi kale!). Mungkin saja Kacong. berguru ama Nyi Pelet hingga dia bisa memelet dan menaklukkan hatiku.

Saking tergila-gilanya gue ama Si Kacong apa pun yang gue miliki akan kuberikan padanya pada dia termasuk sempakku yang bolong untuk ngobatin jerawat yang gedenya mirip bisul. Itu lebih baik dari pada dia pergi nyolong sempak dan kutang anak-anak kost putri disamping rumahku, makanya kuikhlaskan aja sempakku yang berdaki itu pada dia. Kan enak bisa ngobatin jerawatnya yang segede bisul itu sampai bersih, tanpa harus babak belur dikeroyok massa karena dituduh Maling Kutang he….he..…he….

Si Kacong ini orangnya tajir dan sering gonta-ganti mobil mewah ketika ia menjemput gue di rumah, walaupun sebenarnya mobil itu milik para pelanggan bengkel tempat dia kerja. Maklum saja Kacong adalah montir andalan di Bengkel tersebut, jadi setiap habis memperbaiki mobil pelanggannya dia bebas membawa mobil itu seharian berkeliling kota. Jadi wajar aja kan kalo dia hobby gonta-ganti mobil, karena rata-rata pelanggan di bengkelnya berasal dari kalangan borjuis, pengusaha, pejabat pemerintah yang memakai mobil dinas atau mobil pribadi entah itu mobil hasil korupsi, tapi entahlah gue tak tahu semua itu yang penting Kacong selalu menjemputku dengan mobil mewah tersebut.
Suatu hari Kacong menjemput gue dirumah dengan mobil Lamborghini keluaran terbaru warna Silver, dan sempat-sempatnya membuat iri para cewek-cewek tetanggaku.
“Keren banget nih mobil Cong!” tanyaku.
“Kerenlah, ini kan mobil anggota Dewan?” jawabnya singkat.
Kata Si Kacong ini salah satu mobil anggota dewan yang ketangkep di Columbia itu karena nyolong uang partainya milyaran rupiah. Dan mobil ini hendak diganti aksesoris dan warnanya agar nggak disita oleh KPK.

Seharian kami jalan-jalan menikmati pemandangan seluruh kota Jakarta dan saat kami hendak pulang, entah kenapa Si Kacong mengambil jalan pintas untuk mempersingkat jarak melewati perlintasan kereta api tanpa palang pintu. Tiba-tiba mobil mogok saat masih berada diposisi tengah jalur rel kereta api, mesin mobil mendadak mati dan susah untuk distarter “Sial pasti ini kabel businya gue pasang kurang kencang nih!” umpat Kacong menyadari kekeliruannya saat memperbaiki mobil di Bengkel. Kabel businya belum dia pasang dengan benar sehingga mendadak membuat mesin mobil mati.

Gue kaget setengah mati setelah mendengar teriakan orang-orang “Haiii, cepat keluar dari mobil ada kereta api datang tuh…!!!” Dari arah kejauhan Kereta Api Express dengan kecepatan tinggi tiba-tiba menuju kearah kami, Gue dan Kacong yang masih berada dimobil panik dan bergegas ingin membuka pintu tapi sialnya pintu mobil terkunci rapat dan kagak bisa kebuka. Akhirnya mobil yang kami tumpangi tertabrak Kereta Api hingga hancur tak berbentuk, mobil Lamborgini Silver itu terseret sejauh 500 meter dan jatuh ke sawah, gue dan Kacong tewas secara mengenaskan dengan wajah yang tidak bisa dikenali lagi.

Gue akhirnya dimakamkan di Tanah Kusir dekat rumah gue, sedangkan Kacong dimakamkan  keluarganya di daerah Bekasi dekat dari tempat tinggal orang tuanya. Dan saat itulah kami berpisah untuk selama-lamanya.

Tiga hari setelah kematian kami berdua, gue bergentayangan karena matinya penasaran. Arwah gue merasa kesepian dan terus mencari nasib Kacong yang belum gue ketahui apakah dia selamat dari kecelakaan tersebut atau tidak, kalau dia ikut tewas berarti dia sudah berubah jadi Pocong sekarang. Gue akhirnya berubah menjadi Kuntilanak dan nama gue pun diganti menjadi Ayu Kunti.
Pada malam Jumat Kliwon tepat pada pukul 2.00 dini hari Ayu Kunti memutuskan untuk mencari Kacong eh…Pocong (Kan udah modar!), tanpa disengaja ia bertemu Pocong yang juga sedang mencari pacarnya Ayu Kunti. Drama pertemuan antara Ayu Kunti dengan Pocong sangat mengharukan sehingga setan-setan disekitarnya menangis melihat pertemuan dua sejoli yang terpisah dan baru bertemu setelah menjadi setan.

Berikut dialog antara Ayu Kunti dan Pocong yang sangat mengharu biru itu.
Ayu Kunti  : “Cong, kamu kemana aja laaa…!
                    Nelpon nggak pernah, SMS nggak pernah…!!”
Pocong      : “Aku sudah jadi Pocooong…..!!”
Ayu Kunti  : “Emang kenapa kalo jadi Pocong
                    Miscall aku bisa khan….”
Pocong     : “Gimana bisa aku miscall kamu, aku kan nggak punya tangan..!!”
Ayu Kunti  : “Kalo gitu aku bisa minta alamat kuburmu nggak ?
                    Supaya aku bisa datang kesana kalo aku lagi merindukanmu…!!”
Pocong      : “Tolong dibantu catat ya! Aku nggak bisa menulis, tanganku keikat nih!”
Ayu Kunti     : “Baiklah, cong!!”
Pocong        : “Ruko Roxy Blok TS (Tempatnya Setan) area parkir timur di Pohon  Palem II Jakarta”
Ayu Kunti   : “Aku datang ya tiap malam Jumat ya, kalo aku lagi merindukanmu, cong!”
Pocong        : “Okey lah kalo begitu…”

Setelah pertemuan malam itu akhirnya mentari pagi mulai menampakkan diri, Ayu Kunti dan Pocong kembali ke makamnya masing-masing.

Empat Jumat kemudian (Maksudnya sebulan kale..!), Ayu Kunti merasa kangen berat sama Pocong, tiap Jumat dia selalu menunggu Pocong datang ke makamnya tapi ia tak kunjung datang, akhirnya Ayu Kunti memutuskan mencari Pocong di lokasi kecelakaan yang merenggut nyawanya tersebut, tapi alangkah kecewanya Ayu Kunti karena ia tidak menemukan Pocong maka berbekal alamat yang di berikan Pocong Ayu Kunti mendatangi tempat itu.

Ayu Kunti akhirnya pergi ke Ruko Roxy tepat pukul 00.00 tengah malam dan menunggu kedatangan Pocong di sebuah Pohon Palem Besar II (maksudnya buahnya cuma dua biji he...he…he..) di halaman parkir. Sejam menunggu tapi Pocong pun belum datang akhirnya Ayu Kunti berinisiatif menanyakan kedatangan Pocong pada orang-orang yang sekali-kali masih berkeliaran di tempat itu.

Dari kejauhan ia melihat pasangan muda mudi yang lagi asyik pacaran dibawah pohon.
“Numpang tanya, Mas?” tanya Ayu Kunti pada orang itu dari arah belakang.
“Boleh aja, mbak!” jawab laki-laki itu (Tiba-tiba pasangan itu merasakan bulu kuduknya merinding)
“Mas, kok bulu kuduk saya merinding ya, disini udaranya dingin banget lagi!” kata pacarnya tiba-tiba.
“Nggak tahu atuh neng, aku juga merasakannnya,” jawab laki-laki itu.
“Boleh nanya nggak Mas apakah kalian pernah lihat Pocong lewat kemari !” kata Ayu Kunti tiba-tiba.
“Pocooong…..???” kata pasangan itu serentak.
“Iya, pocong mas bukan lontong, itu tuh pacarku yang mati kemarin kami janjian ketemu di sini!” jawab Ayu Kunti.
“Pacar…?? Tapi ngomong-ngomong mbak ini siapa ya?” kata laki-laki itu
“Balik kebelakang dong Mas, pernalkan nama saya Ayu…..nama panjangnya Ayu Kuntiii…!” jawabnya
Kedua pasangan itu pun perlahan-lahan mulai menoleh kebelakang dan melihat wajah Ayu Kunti yang hancur lebur akibat tabrakan.

“Haaaa!! Ada, Ada Ku…Ku…Ku… Kuda Lumping eh…salah Kuntilanaaaakkk…!!!” teriak pasangan itu sambil lari terbirit-birit.
“Alaaah Mas, gue mau nanya alamat kok pada lari sih !” kata Ayu Kunti kecewa

Beberapa orang yang lewat, setiap ditanyain alamatnya Pocong pada kabur semua saat melihat Ayu Kunti, tapi Ayu Kunti belum patah semangat. Dia terus mencari dan mencari dimana Pocong berada kemudian ia melihat segerombolan orang-orang sedang melakukan adegan syuting film horror yang berjudul POCONG GALAU. Ayu Kunti nggak ngerti apa yang dilakukan orang-orang tersebut tapi dia melihat pemain film bersama seseorang berpakaian Pocong sedang melakukan adegan. Melihat itu Ayu Kunti merasa senang ia pikir sudah menemukan kekasihnya Pocong, ia lalu mendatangi tempat syuting tersebut.

Saat sutradara film berteriak “Kamera…!! Action !!” Adegan Pocong sedang merayu seorang wanita seksi berpakaian menor sedang dimulai!!
Rita              : “Cong, kamu jangan mengganggu aku lagi !! Karena sejak kemunculanmu orang-orang dekat Rita menjauhiku karena takut bertemu denganmu”
Pocong         : “Tapi aku sangat mencintai kamu Rita, jadi aku ingin tetap bersamamu setiap malam untuk mengobati rasa kesepianku di alam kubur.”
Rita              : “Alam kita sudah berbeda, cong !! Kamu sudah mati tapi aku masih hidup sampai kapan pun kita tidak akan bersatu.”

Mendengar dialog dalam adegan film itu Ayu Kunti merasa cemburu karena dia mengira itu Pocong beneran, kemudian dia mendekati wanita itu seraya membentaknya “Hei, wanita kurang ajar jangan berani-berani ganggu pacar gue!!”

“Siapa yang mengganggu pacar elo?” jawab Rita.

“Elo telah merebut Pocong dari gue!” bentak Ayu Kunti emosi. Kemunculan tiba-tiba Kuntilanak membuat para kru film kaget termasuk Rita dan pemeran Pocong “Siapa dia, kok ada Pemeran Kuntilanak muncul,” kata Pocong.

“Cut ! Cut ! Ini adegan nggak ada discript nih,” teriak sang sutradara. “Heru…!!” teriak Sutradara pada Heru bagian make up para artis.
“Iya Boss!” Jawab Heru.
“Emang elo sediakan pemain figuran untuk pemeran Kuntilanak!” tanyanya.
“Tidak ada Boss, di ruang make up gue hanya make up pemeran Pocong aja.”
“Kenapa ada pemeran kuntilanak disini padahal film ini berjudul POCONG GALAU dan pemeran Kuntilanak nggak ada dalam skenario film ini.” bentak sutradara sama Heru.

“Siapa lu berani-beraninya mengganggu acara syuting film gue, security usir orang itu,” kata sutradara pada Ayu Kunti.

Dua orang security bertubuh kekar segera bergegas menarik keluar Ayu Kunti secara paksa tapi wanita itu nggak bisa beranjak juga dari tempatnya.
“Aduh…kuat banget nih cewek aku nggak bisa tarik nih!” kata security bertubuh kekar. “Siapa elo sebenarnya !” kata security satunya.

“Gue Ayu bang, nama panjangnya Ayu Kunti! Gue itu pacarnya Pocong yang baru mati ketabrak kereta api sebulan yang lalu!!”

“Mati ketabrak !!” kata security itu serentak (heran). Sutradara ketakutan setengah mati dan tubuhnya gemetar, setelah memperhatikan kaki Ayu Kunti mengambang diudara dan tidak menyentuh tanah.

“Ha…Ha….Hansiiipp….eh Hantuuuuu !!” teriak sang sutradara sambil menunjuk Ayu Kunti kemudian ngabur, ketakutan Sang Sutradara lalu diikuti oleh para kru lainnya yang pada ngibrit. Pemain film yang berpakaian Pocong itu ditinggal sendirian dilokasi syuting karena nggak bisa lari sebab sekujur tubuhnya terikat kain kafan. Dia berusaha melepas pakaian Pocong itu “See...Se...Seetaaan !!” teriak Pocong palsu sambil loncat-loncat hingga terguling-guling ke tanah. Ayu Kunti pun mengikutinya “Cong, elu mau kemana jangan tinggalin gue dong di sini ? Mari sini kita pacaran aja malam ini!”.

“Nggak ah! Aku bukan pocong, aku manusia jadi jangan ganggu gue,” sambil ia ngibrit setelah pakaian pocongnya berhasil ia tanggalkan.

 Akhirnya Ayu Kunti merasa sangat kecewa bertemu dengan Pocong Palsu sehingga kejadian barusan dia tanyakan pada Genderuwo yang kebetulan bertemu dijalan.
“Wo, kenapa ya setiap orang yang gue tanya tentang Pocong kok pada ngibrit ya!” tanya Ayu Kunti.
“Ya, jelas bego !! Ha…ha…ha…setan bloon lu, elu kan udah jadi setan seperti gue dan sudah terdaftar sebagai anggota KKSS (Kerukunan Keluarga Setan dan Siluman),” jawab Genderuwo ngeledek Ayu Kunti
“Oh, gitu ya tapi elu pernah lihat Pocong nggak lewat sini ?” tanya Ayu Kunti
“Ah…nggak pernah tu, tanya aja pada Tuyul dibawah pohon sana!” jawab Genderuwo.
Ayu Kunti lalu menghampiri Tuyul yang sedang asyik bermain dengan teman-temannya untuk menanyakan keberadaan Pocong.
Ayu Kunti    : “Dek,dek pernah lihat Pocong lewat sini nggak ya?”
Tuyul           : “Ngasih sepuluh ribu dulu baru gue kasih tahu!”
Ayu Kunti    : “Kok, mahal banget goceng aja ya?”
Tuyul           : “Ah, gue nggak akan beritahu keberadaan Pocong kalau lu nggak ngasih ceban !”
Ayu Kunti    : “Baiklah, ini gue kasih ceban! Tolong beritahu dimana Pocong sekarang.”
Tuyul           : “Kata bapak Tuyul kalau habis terima uang dari seseorang, ucapkan terima kasih banyak…..!!! Kabuuuur..!!” (Tuyul lari bersama teman-temannya)

Ayu Kunti pun tambah frustrasi dan stress, sudah sekian banyak orang-orang dan setan-setan yang dia tanya tentang Pocong tapi tak seorang pun mengetahui keberadaannya. Ayu Kunti pun bersedih dan meneteskan air mata sambil ia menyanyikan lagu Alamat Palsu versi Pocong. Ia berjalan kesana-kemari sambil bernyanyi (Mirip adegan Film Rhoma Irama jaman dulu…!) dan melintasi jalan layang Roxy membuat orang-orang yang melihat Ayu Kunti pada ketakutan serta membuat kemacetan di Jalan Raya, para warga yang penasaran melihat sosok Ayu Kunti yang bersedih sambil bersenandung, memberanikan diri mendekat dan ramai-ramai warga merekamnya lewat Hape Kamera. Memanfaatkan fenomena langkah melihat penampakan sosok hantu yang paling terkenal dan sangat diidolakan masyarakat Indonesia.
(Cerpen : Muhammad Ridwan 2012)

Lirik Lagu Alamat Pocong – Ayu Kun Ti
hi..hi..hi..hi..hi………
kemana kemana kemana ku harus mencari kemana
pocongku tercinta tak tahu makamnya
lama tak datang ke rumah
dimana dimana dimana kuburannnya sekarang dimana

ke sana kemari membawa keranda
namun yang ku temui bukan dirinya
sayang yang ku terima pocong palsu
ku tanya sama setan-setan semua
tetapi mereka bilang tidak tahu
sayang mungkin diriku sudah tertipu
membuat aku ketakutan setengah mati dibuatnya
dimana dimana dimana kuburannya sekarang dimana

ke sana kemari membawa keranda
namun yang ku temui bukan dirinya
sayang yang ku terima pocong palsu
ku tanya sama setan-setan semua
tetapi mereka bilang tidak tahu
sayang mungkin diriku sudah tertipu
membuat aku ketakutan setengah mati dibuatnya

kemana kemana kemana ku harus mencari kemana
pocongku tercinta tak tahu makamnya
lama tak datang ke rumah
dimana dimana dimana kuburannya sekarang dimana
(Lirik diubah oleh saya sendiri : Muhammad Ridwan)

Cerita selesai di tulis di kota Kupang, 23 April 2012

Tidak ada komentar: