Sabtu, 05 Januari 2013

Misteri Beringin Tua Bikin Kemaluanku Membusuk


Misteri Beringin Tua Bikin
Kemaluanku Membusuk

Oleh : Jemy Haryanto

Kisah menyeramkan ini dituturkan langsung oleh korban. Dimana dirinya tak henti mendapat teror seorang nenek misterius penunggu pohon tua yang dikencinginya. Tak hanya itu kemaluannya pun membengkak dan membusuk. Berikut adalah kisah selengkapnya

*****

Sebut saja namaku Iwan. Umurku 32 tahun sekarang. Aku adalah seorang PNS di salah satu kantor pemerintah di Pontianak. Pengalaman sarat mistis yang pernah aku alami berawal ketika aku dan teman-teman kampus berekreasi ke sebuah pantai di luar kota, untuk mengisi liburan akhir semester saat kuliah dulu.

Sengaja kisah ini kututurkan, agar para pembaca dapat mengambil hikmah. Ya, setidaknya dapat berhati-hati dalam melakukan setiap aktifitas karena di dunia ini tanpa kita sadari terdapat dimensi kehidupan lain, yang di dalamnya hidup mahluk-mahluk yang tak bias dilihat dengan mata telanjang.

Suatu pagi, beberapa tahun silam, aku terbangun setelah mendengar suara rombongan sepeda motor meraung-raung di halaman depan rumahku. Lalu kulirik jam pada dinding kamar. Sudah waktunya berangkat. Memang, untuk mengisi liburan panjang, hari itu aku bersama teman-teman kampus akan berekreasi ke pantai Pasir Panjang, kota Singkawang. Saat hendak beranjak dari tempat tidur, tiba-tiba daun pintu terbuka lebar dan beberapa orang masuk menyerbuku. Mereka tak lain adalah teman-teman kampusku.

“Jangan lama Wan! Kasihan teman-teman sudah menunggu di depan,” ujar Maman. Dengan langkah yang gontai dan mata masih setengah terpejam, aku pun berjalan menuju kamar mandi.
Kira-kira pukul setengah sepuluh pagi aku dan rombongan pun berangkat menuju pantai. Kami memilih sepeda motor sebagai kendaraan. Selain lebih praktis, dengan bersepeda motor sensasi petualangan akan lebih terasa serta bisa memicu adrenalin.

Dengan berkonvoi secara tertib, kami menelusuri jalanan yang berkelak-kelok, mendaki dan menurun. Melewati barisan pohon-pohon yang rindang dan bukit yang menjulang. Bila rasa lelah dan dahaga mendera, kami pun beristirahat di pepohonan yang rindang. Sambil melepas lelah kami pun bercanda ria. Setelah merasa cukup beristirahat kami pun kembali melanjutkan perjalanan.

Sekitar sore atau selama empat jam lebih perjalanan, akhirnya kami pun tiba di pantai. Suara deburan ombak dan pasir putih seakan menyambut kedatangan kami. Sorak-sorai pun terdengar riuh menyatu dengan ombak saat teman-temanku menceburkan diri ke laut. Jiwa terasa damai saat aku berdiri di tepi pantai dan menatap air yang biru dan luas. Kuhirup angin segar yang datang menerpa wajah dan rambutku.

Singkat cerita, kami menghabiskan waktu dengan bersenang-senang, bercanda ria sambil menghangatkan diri di api unggun dan tidur ditenda yang menghadap ke pantai itu, akhirnya kami menyudahi liburan mengasyikkan itu. Rasanya ingin berlama-lama berada di sana tapi tidak mungkin, besok kami harus bersiap-siap untuk mengikuti mata kuliah perbaikan.

Karena rasa lelah dan letih ditambah rasa kantuk yang terus mendera akibat bergadang, dalam perjalanan kami banyak habiskan waktu beristirahat. Sampai pada akhirnya kami berhenti dan beristirahat di sebuah gubuk tua yang berada di pinggir jalan.

TUBUH MENDADAK DINGIN
Di tempat itual awal dari malapetaka yang menimpa diriku. Saat itu aku dan beberapa orang temanku ingin buang air kecil. Tepat di belakang gubuk ada sebuah pohon yang sangat besar, berdaun lebat dan memiliki akar yang kokoh. Pohon beringin tepatnya. Melihat ada tempat yang cocok untuk membuang air kecil, aku pun menuju pohon itu dan mengajak temanku. Namun temanku menolak, mereka lebih memilih semak belukar yang tidak jauh dari pohon itu.

“Kalau bisa jangan kencing di situ Wan, sepertinya angker,” ujar Maman memperingatkan.

“Ya betul, pohonnya saja terlihat seram dan angker, cari tempat yang aman saja” temanku yang lain menambahkan.

Mendengar ucapan kedua temanku itu aku malah tertawa geli. Konyol sekali kalau mereka masih percaya dengan tahayul, pikirku. Memang, tak ada hal-hal aneh yang kualami pada saat itu. Semuanya masih berjalan normal.

Setelah beristirahat selama 30 menit lebih di gubuk tak berpenghuni itu, kami pun kembali melanjutkan perjalanan. Namun, saat rombongan hendak melanjutkan perjalanan, tiba-tiba aku merasakan ada sesuatu yang menjalar di tubuhku.

Ya, aku merasakan suhu tubuhku berubah dingin, kemudian mataku seperti berkunang-kunang, dan kepala terasa sangat pusing. Tapi kejadian ini, hanya berlangsung sebentar, sebab semuanya kembali normal. Karena itulah aku menganggapnya hanay sebagai efek dari rasa letih yang mendera tubuhku.

Sekitar pukul 10 malam, kami semua tiba di Pontianak dalam kedaan selamat. Sementara itu, sesampainya di rumah aku langsung merebahkan tubuhku di atas tempat tidur, dan dalam hitungan detik saja aku pun tertidur pulas.

Namun, dalam tidur aku bermimpi didatangi oleh seorang nenek dengan wajah menyeramkan. Dalam mimpiku itu si nenek terus melototiku dengan mengacungkan tangannya, sepertinya dia sedang marah. Dari mulutnya keluar kata-kata yang sangat panjang, tapi aku tidak mengerti apa yang dikatakannya.

Pada keesokan harinya, aku menjalankan aktifitas seperti biasa. Namun ada yang sering menggangguku saat beraktivitas yaitu rasa gatal di kemaluanku. Awalnya, aku menganggap hal itu dikarenakan aku terkena penyakit kulit biasa akibat memakai handuk secara bergantian dengan teman-temanku saat berada di pantai itu, atau mungkin juga rasa gatal itu akibat air yang kurang steril saat mandi di kamar mandi umum. Yang paling mungkin, adalah karena aku telat mengganti celana dalam.

Namun yang aneh, dalam kurung waktu sepekan rasa gatal itu juga hilang, malah semakin menjadi-jadi. Padahal aku telah memberinya bedak, bahkan aku juga mandi dengan sabun antiseptik.

Karena tidak tahan dengan rasa gatal itu, aku pun mencoba melihat apa yang terjadi pada kemaluanku. Bukan main kagetnya aku saat melihat kondisi burungku tak seperti biasanya. Di sekitar daerah kemaluanku dipenuhi dengan bintik-bintik kecil. Aku sama sekali tidak menyadari apa yang telah terjadi. Beberapa waktu lalu saat aku hendak buang air kecil aku tidak melihat bintik-bintik tersebut.

Pada saat itu aku segera ke dokter kelamin untuk memeriksa penyakitku. Setelah diperiksa dokter mengatakan aku terkena penyakit kotor, yaitu syphilis. Tentu saja aku kaget dan tidak setuju dengan apa yang dikatakan dokter, karena aku sama sekali tidak pernah berhubungan intim dengan wanita, apalagi pelacur. Di umurku yang telah mencapai kepala dua waktu itu, aku tidak pernah berhubungan badan baik dengan pelacur atau pun dengan pacarku. Selama menjalin hubungan khusus dengan wanita, aku hanya mencium bibir saja.

Walau pun tidak terima dengan kesimpulan dokter aku tetap mengikuti saran-sarannya, sebab berharap bisa sembuh dari penyakit yang kuidap. Resep obat yang diberikan pun aku tebus dengan uang yang tidak sedikit.

Tapi setelah mengikuti saran dokter dan meminum obat yang diberikannya, penyakit pada kelaminku tak kunjung sembuh, malah semakin parah. Bintik-bintik kecil telah berubah menjadi benjolan-benjolan yang semakin membesar dan disertai dengan rasa gatal yang luar biasa. Celakanya lagi, saat aku hendak buang air kecil terasa perih juga hingga sukar untuk mengeluarkan air seniku. Tentu saja hal ini membuatku semakin khawatir terhadap penyakit aneh tersebut. Karena lambat laun kemaluanku membusuk.

Semenjak menderita penyakit aneh tersebut, aku tidak mau memberitahukan kepada siapa pun, baik keluarga maupun teman-temanku. Aku malu untuk menceritakannya dan merasa takut kalau dituduh telah berbuat macam-macam. Aku lebih banyak mengurung diri dalam kamarku.

Malangnya lagi, penyakit aneh menyiksaku. Karena tidak kuat menanggung beban sendiri dan butuh saran dari pihak keluarga, aku pun menceritakan yang menimpa diriku kepada ayah. Seperti dugaanku, ayah pun menuduhku telah melakukan hal-hal yang negatif. Kemudian ayah membawaku ke dokter spesialis kelamin. Dokter yang memeriksaku mengatakan bahwa ciri-ciri penyakit yang kuderita aku terkena syphilis. Namun ketika darahku diperiksa dilaboratorium, ternyata negative. Aku tidak terkena penyakit kelamin jenis apa pun. Tentu saja hasil diagnosa tersebut membuat dokter bingung apalagi aku dan ayah.

Setelah mendapat perawatan intensif dari dokter, kondisiku sama sekali tidak mengalami perubahan. Sakit yang kuderita semakin bertambah parah. Kemaluanku tampak membengkak, karena benjolan di sekitar kelaminku semakin membesar dan disertai nanah. Benjolan-benjolan itu pun menjalar sampai ke pantat hingga ke perut. Rasa gatal di kelamin berubah menjadi rasa perih sehingga membuatku tidak mampu untuk berjalan. Akibatnya kesehatanku pun semakin memburuk. Suhu tubuh tinggi, disertai dingin yang menggigil. Anehnya, seiring membesarnya benjolan di kelaminku, kondisi tubuhku pun semakin kurus.

NENEK TUA ITU MATANYA MELOTOT
Yang membingungkan, selama menderita sakit aneh tersebut, aku juga sering bermimpi buruk. Dalam mimpi itu lagi-lagi aku melihat nenek berwajah seram itu datang dan tertawa terpingkal-pingkal melihat keadaanku. Dia sepertinya senang melihat aku menderita.

Bahkan yang terjadi kemudian, aku tidak saja melihat nenek misterius itu dalam mimpi, tapi juga dalam keadaan sadar. Aku kerap kali melihat sosok itu berdiri di depan pintu kamar dengan mata melotot seolah-olah hendak memakan kelaminku. Melihat sosok yang menyeramkan itu tentu saja aku menjerit ketakutan.

Aku coba menceritakan keanehan ini kepada ayah dan ibuku. Namun mereka menganggap hal itu adalah halusinasi semata karena pengaruh panas tinggi suhu badan.

Sementara itu, kian hari keadaanku kian parah. Bersamaan dengan itu juga keanehan itu semakin sering menderaku. Pernah suatu malam ketika tidur, aku dikejutkan dengan suara tawa yang terbahak-bahak. Saat aku membuka mata, aku melihat nenek itu tengah berdiri di atas tubuhku, sedang menginjak-injak kemaluanku. Melihat hal itu tentu saja aku menjerit-jerit ketakutan, hingga membangunkan seisi rumahku.

Melihat kondisiku yang semakin memprihatinkan, membuat orang tuaku bersedih. Begitu pula dengan sahabat dan teman-temanku. Segala upaya telah mereka lakukan untuk menyembuhkanku, namun hasilnya sia-sia. Tapi untung saja akhirnya aku dipertemukan dengan seorang berhati mulia dan berilmu tinggi. Dia adalah pak Norman, sebut saja demikian. Pertemuanku dengan pak Norman tanpa diduga sebelumnya. Ayah temanku yang ada di kabupaten lain kebetulan berada di Pontianak, karena ada suatu urusan. Mendengar aku sakit parah dia segera menjengukku yang saat itu secara kebetulan dia bersama pak Norman, salah satu teman kantornya.

Saat pertama kali melihat kondisiku yang tidak berdaya, pak Norman sangat terkejut. Berkali-kali dia mengucapkan Istigfar. Dia memberitahukan kepadaku, juga keluargaku, apa yang sebenarnya telah terjadi menimpa diriku. Dia mengatakan bahwa aku bukan mengidap penyakit medis, tapi mengidap penyakit akibat gangguan jin. Dari hasil deteksi dan terawangnya, aku telah membuat mahluk jin itu marah karena telah mengotori rumahnya, yang tak lain adalah pohon yang aku kencingi saat berada dalam perjalanan pulang dari pantai.

Mendengar penuturan pak Norman seketika aku menjadi ingat dan mengakui kalau pernah membuang air kecil sembarangan. Persisnya di sebuah pokok beringin tua. Mendengar pengakuanku, kemudian lelaki setengah baya itu meminta ijin dan doa restu kepada orang tuaku untuk mencoba menyembuhkanku.

Lalu dia meminta segelas air putih, kemudian duduk bersila dan membacakan doa-doa di air tersebut. Saat dia hendak meminumkan air itu kepadaku, tiba-tiba entah datang dari mana ada sesuatu kekuatan yang menghantam gelas itu dan gelas itu pecah di tangan pak Norman. Untung saja wajahku dan wajah pak Norman tidak terkena pecahan beling.

Melihat kejadian ini, semua yang ada di kamarku tersentak kaget. Suasana semakin tegang dan mencekam saat jendela kamar bergerak kuat dihempas angin yang tiba-tiba saja datang, padahal malam itu tidak ada tanda-tanda hujan akan turun.

Melihat gelagat aneh itu pak Norman lalu memasang kuda-kuda. Aneh sekali, tepat di depannya aku melihat nenek yang kerap hadir mendatangiku dalam mimpi maupun nyata. Ternyata nenek itu marah pada pak Norman berusaha untuk menyembuhkanku.

Ketika melihat nenek itu berusaha menyerang pak Norman, aku menjerit ketakutan dan menunjuk-nunjuk ke arah si nenek yang berdiri tegak di dekat jendela. Tapi aneh, ayah, ibu, paman dan sanak keluarga yang berada di kamarku tidak melihat apapun. Hanya aku dan pak Norman yang melihat sosok menyeramkan itu.

Dengan gerakan-gerakan silat, pak Norman akhirnya berhasil mengalahkan nenek itu. Karena terdesak, sosok nenek itu merasuk ke dalam tubuh ibuku. Seketika ibu kalap, sebab kerasukan. Kami semua menjadi panik. Ibu menyerang siapa saja yang dekat dengannya. Untung saja pak Norman tetap tenang, dengan gerakan cepat dan satu kali hentakan saja sosok gaib itu berhasil dikeluarkan dan dikembalikan ke asalnya.

Setelah semua tenang dan terkendali, pak Norman kembali member aku air yang terlebih dahulu diberinya doa-doa. Setelah meminum air itu aku merasakan lebih baik dan tenang. Pak Norman lalu mengarahkan tangannya ke kemaluanku. Gerakan tangannya seperti membuang sesuatu dari kemaluanku. Pak Norman mengatakan kalau pengobatan yang dilakukannya tidak bias dilakukan sekali, tapi harus rutin sampai aku sembuh total, karena ada energy negative yang terlalu lama berada bersemayam di dalam tubuhku.

Aku bersyukur, setelh menjalani terapi air putih yang telah diberi doa ole pak Norman, tidak sampai satu bulan aku telah sembuh. Benjolan-benjolan kecil di kelaminku pun telah tidak ada lagi dan kesehatanku pun pulih kembali. Aku sangat bersyukur pada Tuhan karena telah memberikan kesembuhan kepadaku.

Inilah kisahku yang mungkin bisa menjadi pelajaran. Dan setelah kejadian itu, aku sangat berhati-hati ketika buang air kecil. Tidak lagi sembarang tempat. Dan tidak pula lupa berdoa.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Maka.a low mau buang air kecil liat lait tempat dong

Unknown mengatakan...

Terlalu ngeyel juga sih keliatannya. Udah salah, dikasih tau tapi sok paling bener. Ya begitu... Untung sembuh