Cerpen
Pinrang, 16 Oktober 2010
AKU MEMANG KEONG RACUN
Karya : Mac Dhawanks
Ini adalah kisah hidupku yang pernah aku alami selama ini. Cerita ini bermula ketika aku baru tamat SMU dan kepengen melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi Negeri di Makassar, tapi nggak berlanjut karena aku tidak lulus UMPTN tahun 1999. Selama setahun aku menganggur dan memutuskan tinggal di Makassar karena malu pulang ke kampung akibat tidak lulus UMPTN, dalam setahun itu aku sempat kursus Komputer di Yayasan ALIAH Makassar.
Aku tinggal sendiri di rumah paman di salah satu Kompleks Pemda Makassar, dalam kesendirian itu aku masak sendiri, walaupun aku lelaki aku tidak malu pergi berbelanja ke pasar membeli bahan pokok seperti ikan dan sayur, itu aku lakukan setiap hari sewaktu pulang dari kursus di pusat kota Makassar.
Setiap hari aku naik angkot menuju tempat kursus yang jaraknya hampir 10 Km dari rumah. Dan suatu ketika, aku baru pulang dari kursus komputer dan menyempatkan diri berbelanja tahu, cabe, sayur dan ikan buat di masak sesampainya di rumah. Kemudian aku naik angkot menuju ke kompleks perumahanku, di angkot tak kusangka gadis di sampingku duduk sejak dari tadi memperhatikan aku, karena mungkin melihat belanjaanku, yang memang kelihatan agak mencolok gara-gara kantong kreseknya yang bening.
Di atas angkot aku hanya diam seribu bahasa, karena memang dari sananya aku orangnya pendiam. Sesampainya di kompleks aku turun dan gadis itu pun ikut turun yang kebetulan rumahnya searah dari rumahku sambil berjalan kaki menuju rumah masing-masing aku sempat mengobrol dengan gadis itu.
“Tinggal sendiri ya ?”, sapa gadis itu tiba-tiba.
“Iya! Kok tahu saya tinggal sendiri !”, jawabku kaget
“Itu saya lihat belanjaannya banyak banget, jadi saya pikir kamu itu tinggal sendiri”, kata gadis itu.
“Ooooh…!”, jawabku singkat. Padahal dalam hati, dasar nih belanjaan bikin aku malu saja, dipikirnya mungkin aku emak-emak kali bawa-bawa ikan dan sayur segala lagi.
“Eh..kamu tinggal di mana ?”, tanyaku
“Di Sakinah !”, jawab gadis itu.
“Oh..sama dong kalau gitu kita searah, kamu tinggal di blok mana ?” , lanjutku
“Saya di blok bagian atas sana, Blok A !”, jawab gadis itu
“Kalau saya dekat sini Blok D ?”, Eh..ngomong-ngomong nama kamu siapa ?” kataku sambil memperkenalkan diri.
“Namaku Tina ?”, jawab gadis itu
“Kalau aku Dawang !”, kataku
Tak sadar langkah kakiku sudah mulai mendekat kearah rumahku, aku pun membuka pintu gerbang rumahku.
“Inilah rumah saya, mampir yuk ?”, kataku pada Tina.
“Iya, makasih!”
Tak kusangka gadis itu mau aja mampir masuk kerumahku menerima ajakanku padahal baru saja aku kenal dia. Maka aku pun mempersilahkan Tina masuk ke rumah sambil menyalahkan TV dan menyuguhkan minuman ringan.
“Minum yuk ?”, ajakku, sambil mengangkat gelas ke mulutku.
“Makasih, kamu disini benar-benar tinggal sendiri ya ?”, tanya Tina.
“Iya, memang kenapa !”, jawabku
“Tidak apa-apa, betah aja ya kamu tinggal disini emang nggak ada orang yang nemenin misalnya teman atau saudara?”, tanya Tina lagi
“Nggak ada, ini rumah omku dan kebetulan aku disuruh tinggali rumahnya!”, kata aku
“Kamu kuliah ya ?”, tanyaku sama Tina
“Tidak, saya kerja di kawasan (Maksudnya Kawasan Industri Makassar) ?”, jawab Tina
“Kalau kamu masih kuliah ya ?”, tanya Tina
“Aku belum kuliah masih sementara kursus komputer, kebetulan tahun ini aku tidak lulus kuliah!”, jawabku lagi.
Tak dirasa obrolan kami sudah satu jam, Tina yang bertandang ke rumahku memutuskan untuk pamit pulang, karena kebetulan rumahnya tidak terlalu jauh dari rumahku.
“Saya pulang dulu ya, Wan ?”, kata Tina.
“Besok-besok jalan-jalan ke sini lagi ya kalau ada waktu ?”, kataku mengajak.
“Iya, besok malam saya datang ke situ ya !”, jawab Tina.
Dan keesokan malamnya tak kuduga Si Tina benar-benar datang ke rumahku, maka kupersilahkan ia masuk rumah sambil menyalahkan TV, jemarinya yang halus memencet remote control mencari siaran sinetron “Ku Tersanjung” yang di bintangi Lulu Tobing dan ditayangkan setiap malam sabtu pada saat itu. Dan secara kebetulan Si Tina senang menonton acara sinetron tersebut.
Sambil nonton TV dan makan cemilan yang sejak dari tadi aku sudah persiapin buat Si Tina, tiba-tiba temanku datang mengajakku untuk nongkrong di Kodam 2. Karena kebetulan saya sering nongkrong tiap malam bareng teman-teman disana untuk menghilangkan rasa bete tinggal sendiri, apalagi saya baru tinggal di Makassar.
“Wan, kita ke Kodam yuk kerumahnya Ririn?”, tanya Tyas temanku.
“Ntar aja aku ada tamu nih !”, jawabku.
“Oh, ada cewek toh !”, kata Tyas
“Boleh kenalan nggak?”, tanya Tyas sama Tina
“Boleh, nama saya Tina?”, jawab Tina
“Nama saya Tyas” kata Tyas singkat.
Setelah kenalan sama Tina, Tyas pun pamit dan hendak pergi ke Kodam 2 sendiri.
“Wan, kalau mau ke sana saya tunggu disana ya?” kata Tyas sambil berlalu. Kemudian aku ikuti Tyas sampai ke depan pagar rumah, sambil ia berbisik kepadaku?
“Wan, kalau kamu dapat barang baru, bagi-bagi dong?”, kata Tyas.
“Ah..sembarangnya kau, aku baru kenal cewek itu kok!”, jawabku setengah tidak percaya
“Tidak apa-apa tapi kayaknya dia barang tuh”, kata Tyas
“Kita jebak saja, nanti saya pura-pura pergi, kalau kamu habis main baru panggil aku ya…aku pura-pura panggil kamu !!!”, kata Tyas mempengaruhi aku.
“Nanti kita atur saja ya…!!! Kalau aku bisa dapatin dia”, kataku yang mulai terpengaruh ucapan Tyas.
Setelah Tyas pergi kemudian aku masuk rumah tuk mengajak ngobrol Si Tina yang sejak dari tadi asyik nonton TV, aku langsung duduk disampingnya dan ikut asyik menikmati tayangan sinetron “Ku Tersanjung” yang penuh dengan adegan percintaan ala remaja. Tiba-tiba kaki Si Tina ditaruhnya diatas pahaku, aku kaget bukan kepalang tiba-tiba naluri lelakiku berontak. Ada apa ini baru saja aku kenal cewek ini, tapi pahanya sudah diatas pahaku.
Tanpa basa-basi lagi aku bilang sama Si Tina “Kamu sudah punya pacar nggak?”, “Belum ada tuh!”, kata Tina. “Boleh aku cium pipi kamu ?”, kataku agak memberanikan diri. “Boleh saja, tapi kan kita tidak pacaran!”, kata Tina polos. “Tidak apa-apa, tapi bolehkan aku jadi pacarmu malam ini juga?”, tanyaku.
Sebelum Tina menjawab pertanyaanku sudah kulayangkan bibirku menyentuh bibirnya yang merah delima. Kukulum dalam-dalam bibirnya tanpa kubiarkan ia bernapas sedetik pun, Si Tina menikmatinya tanpa menjawab pertanyaanku tadi. Kukecup pipi kanan dan pipi kirinya hingga kulayangkan ciuman mematikan di bagian lehernya, tanpa sadar napasnya tersengal-sengal keluar dari mulutnya seolah-olah menikmati ciumanku yang mendarat di bagian lehernya. Lalu ia bilang “Kenapa kau terus menciumku padahal kita belum pacaran?”, “Kita pacaran malam ini ya sayang?”, jawabku penuh nafsu.
Aku pun melampiaskan nafsu birahi yang sejak dari tadi menganggu hati dan pikiranku, kulampiaskan semua nikmat dunia yang tiada taranya malam ini juga. Malam itu aku bagaikan singa jantan yang kelaparan.
Setelah permainan selesai tiba-tiba Tyas datang memanggil karena sejak tadi sudah konak nekad minta jatah juga, lalu Tina berlari ke kamar mandi memakai baju karena belum sempat bajunya dipakai, Tyas datang. Lalu aku bilang sama Tina “Sayang, kasih jatah juga dong, sama temanku di luar, dari pada kita dilaporin sama Pak RT?”. Mendengar itu Si Tina marah-marah “Memangnya kau pikir saya ini perempuan murahan apa ?”. “Sorry kalau begitu! soalnya teman saya sejak dari tadi maksa aku”, kataku sambil minta maaf. “Katakan sama temanmu itu “Saya bukan wanita gampangan, cari saja jablay di Jalan Nusantara sana?”. Kata Tina marah-marah. “Iya ! nanti saya bilangin!”, jawabku.
Aku bilang sama Tyas “Sorry bro!, Dia tidak mau, dia bukan wanita gampangan, dia wanita baik-baik, cari saja cewek di Jalan Nusantara sana kata dia!”. Si Tyas pun pulang ke rumahnya dengan perasaan dongkol serta menahan konaknya. Sejak kejadian itu Si Tina sering-sering datang ke rumah dan melakukan adegan ranjang bersama aku. Dalam hatiku “Katanya bukan wanita gampangan ?, lah wong baru kenal aja sudah ngajakin gue tidur…..he…he…he…(Kayak lagunya Keong Racun saja)”. Hari ini gue kenal dia, besoknya sudah ngajakin gue tidur.
Keesokan harinya baru aku tahu dari tetangga-tetangga ternyata Tina itu seorang janda muda dan ibu-ibu di kompleks itu mengenal dia karena teman arisan ibu-ibu kompleks dekat rumah, apalagi kakak iparnya Tina itu seorang dosen dan sering memberikan ceramah di mesjid-mesjid dan ibu-ibu kompleks melarang aku pacaran sama dia, takut kena jebakan katanya karena aku masih bujangan. Tapi lah wong semuanya sudah terjadi dan aku menikmatinya tanpa memperdulikan gosip ibu-ibu kompleks tadi.
Sejak kejadian itu hidup saya hancur berkeping-keping dan aku hidup seperti Keong racun saja karena setiap aku kenal wanita pasti aku ngajakin yang gitu-gituan gara-gara pernah diajarin sama seorang janda muda, padahal waktu itu aku masih lugu banget dan belum tahu yang namanya gitu-gituan deh….!!!
Hidup dan masa depanku hancur gara-gara seorang janda….nasib…nasib…nasib….!!! Tapi sekarang kehidupan seperti Keong Racun itu perlahan mulai aku tinggalkan seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia.
Silahkan kunjungi video Pengakuan Keong Racun klik disini
3 komentar:
Kunjungan balik...! makasih dah mampir ke blog saya. Wadoooh...cerpennya serem juga ya,bikin ser...ser gimana gitu ! hehehe. Tapi jangan panggil saya mba ya mas...saya khan berkumis...hehehe
Salam hangat & sukses selalu....
Sorry, kirain tadi perempuan aku nggak merhatikan fotonya sih, cuma baca cerpennya doang. Kenapa karya-karya Mas nggak di kirim ke Penerbit Gagas Media, apalagi dia sedang mencari Novel Romance untuk diperlombahkan, kunjungi linkya http://gagasmedia.net
weh kisah nyata ladde mana cappo namanya juga nggak diganti-ganti he he
Posting Komentar