BURUNG NAZAR DAN SI UDIN
Karya : La Dawan Piazza
Pada jaman dahulu kala di sebuah negeri yang terletak di padang tandus Afrika, di mana masih banyak di jumpai kehidupan liar di sana. Ada seorang pemuda miskin bernama Si Udin dan seekor burung peliharaannya Burung Nazar. Kondisi alam yang tandus dan hanya menyisakan sedikit oasis dan padang rumput savana yang tersisa dan bisa menghidupi masyarakat yang tinggal di daerah ini.
Konon kabarnya daerah ini dalam setahun hanya turun hujan sekali dengan frekuensi yang sangat sedikit, demi melanjutkan hidupnya sehari-hari Si Udin berburu hewan liar seperti Rusa, Harimau untuk di ambil dagingnya, dan terkadang Si Udin menemukan banyak bangkai Gajah yang mati tanpa gading entah mati karena apa. Jika Gajah yang mati ini masih layak komsumsi, ia mengambil dagingnya untuk di bawa pulang tapi kalau sudah mulai membusuk ia beri sama Burung Nazar kesayangannya.
Daging yang tersisa ia jual ke pasar. Si Udin pun bergegas ke Pasar untuk menjual dagingnya untuk di tukar dengan pakaian atau gandum dan roti. Di pasar ia mendengar teriakan dari seorang penjual. “Jual Beli Gading !! Siapa yang jual gadingnya saya akan beli dengan harga yang mahal. “Saya pikir bapak bilang daging!,” kata Si Udin. “Memangnya anda tidak mendengar saya bilang gading bukan daging!,: jawab penjual gading. “Oh, maaf pak saya salah dengar!,” kata Si Udin. “Nggak apa-apa tapi kalau kamu punya gading gajah, saya akan beli dengan harga yang mahal,” kata penjual. “Iya makasih pak nanti aku datang lagi ke sini kalau saya sudah dapat gading!,”jawab Si Udin.
Si Udin agak sedikit kecewa karena dia belum menjual dagingnya yang ia dapat untuk ditukarkan dengan gandum dan beberapa biji roti. Ia pun menuju ke penjual gandum yang sekaligus menjual roti arab. “Pak, bisa ditukar gandumnya dengan daging saya!,” kata Si Udin.tukar dengan pakaian atau gandum dan roti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar