Senin, 19 April 2010

Lagu Palestina

Terdengar hingar-bingar senjata
Darah tertumpah bersamaan dengan air mata
Mereka tertindas, alat perang melindas
Harapan tuk damai kini jelas telah kandas

Entah sampai kapan akan bertahan
Ketika tempat bernaung telah dihanguskan
Tak ada lagi yang bisa diselamatkan
Harta benda pun melayang tak terelakkan

Dengan berat hati kau lepaskan dia
Saudaramu yang berani mati dengan peledak didadanya
Ketika tak ada lagi jalan yang terpilih
Nyawa melayang, dunia tak lagi peduli

Pertahankan rumahmu mereka hendak merebut
Parade zionis dengan hujan batu disambut
Meskipun maut diujung hidung tak lagi luput
Demi merdeka Palestina jangan merasakan takut

Ketika nyawa tak lagi dihargai
Ketika damai tak lagi dialami
Ketika tangis telah membanjiri
Bahkan bergenang darah, jangan pernah menyerah

1947 dimana agresi besar-besaran negara zioni
menghabiskan negri di mana puluhan ibu menangi
teriris jelas mengindahkan perang diatas peluru yang bersaran
membuat gerang media peradilan di atas dunia yang terlaran
kemudian zionis bergegas membuat kalimat terori
alasan para petinggi yang membuat Intifada kian habi
di mana mereka yang tak bersalah mendapat gelar tersebu
akumulasi kian terjadi dan takkan membuat kami menyusu
kini daerah teritorinya kembali dibuat gera
di mana pemukiman mulai dirikan tempat yang terjaja
sedikit kesalahan penduduk sama dengan peluru yang terlepa
jelas buat perlawanan terus dikibarkan para pejuang Hamas
alasan konyol dilayangkan Israel atas Palestina
di mana lorong Mesir jadi alasan agresi kota Gaza
di mana letak salahnya jika bukan dari segi agama
jelas maksud sara terlampir dalam proses penghancurannya

Ketika nyawa tak lagi dihargai
Ketika damai tak lagi dialami
Ketika tangis telah membanjiri
Bahkan bergenang darah, jangan pernah menyerah

Roket terarah, sungai darah bersimbah
Manusia berjatuhan diatas tanah seperti sampah
Semua kalah, serangan meluncur seperti anak panah
Takkan menyerah rampas daerah

Kekejaman yang tak pernah digubris
Membantai habis, insan yang tak berdosa ikut menangis
Melihat sanak saudara meregang nyawa
Perintah sadis untuk mereka yang terduduk statis

Memanggil hati masyarakat dunia
Ikut bersuara beri dukungan pada kaum yang lemah
Mengirim doa, harap cemas putus asa semua dirasa
Bangkit tak bisa

Hujamkan perasaan, hati terkunci
Mata tertutup, tertunduk muka
Melihat baja-baja berjalan mengarahkan bibirnya ke Gaza
Yang meluluh-lantahkan jiwa-jiwa manusia

Ketika nyawa tak lagi dihargai
Ketika damai tak lagi dialami
Ketika tangis telah membanjiri
Bahkan bergenang darah, jangan pernah menyerah

Tidak ada komentar: