Beberapa waktu kemudian dia bersama 19 dai menumpang kapal missionaris dari Australia dan Kanada tapi terlebih dahulu dia harus mengubah namanya menjadi Leo Garamatan, nama dai yang lain ada Willhelmus, Matius dan Gabriel. Nama-nama Islam seperti Muhammad, Abdul, Alief, Sabri tidak boleh naik pesawat missionaris. Sesampai di Wamena selama seminggu dia tidak berdakwah mereka pelajari situasi terlebih dahulu. Ternyata para bule itu membawa minuman keras dan memberikan kepada suku-suku di Wamena yang masih memakai koteka.
Ustas Fadlan kemudian bertanya bapak kenapa tidak pakai baju, jawaban polos dari orang kampung kami di larang pakai baju sama bule itu. Jadi bapak tidak mandi pakai apa? Kami di suruh pakai minyak babi sama mereka. Orang bule itu sengaja membodohi mereka nanti setelah dia foto-foto dan kembali ke negaranya dia akan buat tulisan Pemerintah Indonesia tidak memperhatikan warganya di Papua, mereka menuntut merdeka karena tidak ada pembangunan masyarakat pedalamnnya. Ini pembodohan namanya.
2 Minggu kemudian dia mengajak kepala suku besar Suku Dani loncat ke sungai dan menyuruh mengikuti gerakan ustad fadlan dengan terlebih dahulu memberikan sabun mandi dan shampo. Mereka gosok-gosok lalu pakai shampo dan bau shampo itu mengenai hidung kepala suku. Dia loncat dari sungai tanpa membilas sabun dan shampo tadi. Ustad Fadlan teriak bapak sabun harus di bilas dulu, "tidak anak ini wangi" jawab kepala suku. Jadi selama ini baru pertama kali dia cium bau wangi dan itu berlangsung 6 hari berturut-turut mandi tanpa di bilas.
Setalah dia mandi dia tidur mulai jam 3 siang sampai jam 9 pagi esok harinya kemudian di ajak mandi lagi tanpa dibilas lalu dia tidur kembali mulai jam 9 sampai jam 3 sore. Rupanya dia barusan merasakan kesegaran dan enak tidur selama hidupnya
Keesokan harinya Ustad Fadlan kembali dari hotel menuju perkampungan mereka, 3710 orang sudah menunggu Ustad Fadlan untuk memberikan pelajaran mandi. Rupanya Kepala Suku besar tadi berkampanye sama sukunya yang tersebar di 28 distrik tentang wangi sabun mandi dan shampo tadi.
Sebelum pelajaran mandi selesai saat itu ustas Fadlan ingin sholat duhur bersama 19 dai dia terlebih dahulu harus mendirikan panggung buat shalat karena babi-babi berkeliaran kayak mobil antri. Dai lain mulai iqomat dan ustas Fadlan baca takbir tanda sholat di mulai. Rupanya 3710 orang tadi memperhatikan gerakan sholat yang baru pertama kali dilihatnya. Mereka mengelilingi panggung berlawanan arum jam seperti orang tawaf di Kabah, penasaran dengan gerakan aneh yang dilihatnya.
Selesai sholat sang kepala suku besar loncat naik ke atas panggung dan bertanya pada Ustas Fadlan tentang apa yang barusan dia lakukan, begini dialognya.
Kepala Suku = Anak itu tadi angkat tangan maksudnya apa?
Ustas Fadlan = Itu maksudnya saya menyerahkan semua jiwa raga saya kepada Allah Tuhan Maha Kuasa yang menciptakan langit dan bumi hingga tumbuh-tumbuhan bisa tumbuh dan hewan bisa hidup.
Kepala Suku = Itu tadi pegang tangan maksudnya apa? (Bersedekap maksudnya)
Ustas Fadlan = Tangan kiri saya menutup dada saya karena saya malu sama Allah kalau belum ada yang pakai baju dan tangan kiri saya untuk menutup kemaluan saya.
Kepala Suku = Kalau bongkok badan maksudnya apa? (Rukuk)
Ustas Fadlan = Saya melihat ke tanah kira-kira masih ada batu, rumput dan tumbuhan yang bisa tumbuh buat dimakan.
Kepala Suku = Tapi maksudnya mencium papan itu apa? (sujud)
Ustas Fadlan = Saya bersyukur dan menyerahkan seluruh tubuh saya pada Allah tuhan kami siapa tahu kami mati dan tubuh kami akan dilebur sama tanah sebelum sempat minta ampun sama Allah.
Kepala Suku = Kalau balik kanan dan balik kiri terus mulutnya bicara-bicara itu maksudnya apa? (Salam ke Kanan ke kiri)
Ustas Fadlan = Kami balik kanan supaya melihat siapa tahu ada yang belum mandi dan pakai baju biar kami ajari mandi serta berikan baju dan balik kiri kami melihat siapa tahu ada warga yang kelaparan dan sakit biar kami kasih makan dan obati.
Saat itu juga Ustad Fadlan dipersilahkan turun dari panggung dan kepala suku besar memanggil kepala suku lainnya sebanyak 8 orang untuk rapat selama satu setengah jam. Setelah itu sang Kepala Suku Besar berdiri dan berteriak kepada warganya yang 3710 orang itu dalam Bahasa Wamena yang kira-kira artinya begini," Wah....Wah...sungguh luar biasa ini agama yang benar dan kami bersama suku saya siap mengikuti agama ini"
Saat itu juga 19 Dai sujud syukur dan menangis padahal mereka belum berdakwah tentang Siapa itu tuhan Allah dan Muhammad adalah rasulnya tapi mereka sudah siap menyebut namamu Ya Allah dan mengakui bahwa Nabi Muhammad adalah junjunganmu.
Setelah itu Ustad Fadlan kembali ke Jayapura untuk membeli sabun mandi dan membagi-bagikan baju buat mereka. Seperti yang terlihat dalam video ini